WORKSHOP INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) BIDANG PERPUSTAKAAN

Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY mengadakan rangkaian kegiatan Workshop Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Perpustakaan pada hari Kamis (17/11/2022) bertempat di Hotel Grand Ambarukmo Yogyakarta.

Kegiatan ini diikuti oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten/Kota se-DIY dengan masing-masing mengirimkan 10 orang pustkawan dari instansi tersebut. Selain itu tujuan kegiatan ini memberikan pengetahuan cara menghitung nilai Indikator Pembangunan LIterasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Kegemaran Membaca .

Acara pertama kali dibuka oleh Kepala DPAD DIY Dra. Monika Nur Lastiyani, MM mengingatkan Visi Misi Gubernur yang salah satunya terwujudnya peningkatan kualitas hidup - penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia Jogja yang berdaya saing.

Untuk mendukung terwujudnya Visi Gubernur DIY 2022 - 2027, DPAD DIY berupaya membuat kebijakan dan strategi yang efektif untuk menumbuhkan kegemaran membaca dan meningkatnya literasi masyarakat di DIY. Sebagai dasar pembuatan kebijakan, diperlukan adanya data yang akurat mengenai Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) dan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM), ungkap "Monika".

Dalam mendukung terselenggaranya Workshop IKK BIdang Perpustakaan ini, DPAD DIY melibatkan Narasumber dari Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional RI diantaranya : Endy SAntoso, S.S., M.Hum (Subkoordinator Substansi Analisis Perpustakaan Umum dan Khusus), Sadariyah Ariningrum W, S.Hum., M.Si (Pustakawan AHli Pertama) dan Mutia Jelita S.Kom (Analisis Sistem Informasi).

Penghujung acara, Workshop di tutup oleh Muhamad Rosyid Budiman, S.Si selaku Kabid. Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan menyampaikan harapannya kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten/Kota agar dapat mengukur Nilai IPLM dan TGM secara mandiri di wilayah Kabupaten/Kota masing-masing, karena setiap daerah memiliki komponen nilai yang berbeda.

oleh : Trilastiti Suryaningtyas, S.S