08 April 2015

Gunungan : nilai-nilai filsafat Jawa

181.1985982 Agu GGunungan : nilai-nilai filsafat Jawa / Agus Purwoko.--Ed.1, cet.1..--Bekasi: Adisaputra, 2010x,172 hlm.: ilus. ; 21 cm.Bibliografi: hlm. 157-160Gunungan wayang kulit purwa atau kayon adalah simbol hidup, gambaran alam semesta beserta isinya. Gunungan menjadi simbol hidup dalam pertunjuka wayang kulit, karena sebelum kayon digerakkan oleh dalang berarti ada kehidupan. Peran gunungan dalam pakeliran wayang tak hanya sekedar penghias panggung pagelaran, tetapi menjadi tanada pergantian waktu pathet gending pengiring sekaligus sebagai tanda pergatian adegan. Gunungan wayang kulit purwa merupakan lambang dari suatu konsep seni widya yakni filsafat dan pendidikan, yang  dapat dipakai sebagai pedoman hidup guna meningkatkan kesadaran budi, kedewasaan jiwa, dan moralitas individu...
Selengkapnya
08 April 2015

Wayang dan karakter manusia dalam kehidupan sehari-hari

COE 188.1922 Atm WWayang dan karakter manusia dalam kehidupan sehari-hari / Atmo Hariwidjoyo MH.--Cet.1..--Yogyakarta: Absolut, 2011196 hlm. : ilus. ; 19 cmBibliografi: hlm. 196Wayang merupakan warisan leluhur masyarakat Indonesia khususnya Jawa. Cerita wayang banyak mengadung pelajaran yang mulia untuk diambil hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh dalam cerita wayang Ramayana dan Mahabarata juga tokoh punakawan menggambarka dan merupakan contoh-contoh dari peristiwa yang dihadapi oleh manusia serta menggambarkan karakter atau watak manusia dalam kehidupan sehari-hari.Koleksi Center of Excellence tersebut dapat diakses di BPAD DIY Unit Malioboro, Jl. Malioboro No. 175 Yogyakarta.
Selengkapnya
08 April 2015

Konsep kepemimpinan Jawa dalam ajaran sastra cetha dan astha brata

COE 303.34 Suy KKonsep kepemimpinan Jawa dalam ajaran sastra cetha dan astha brata / Suyami, penyunting Salamun.--Cet.1..--Yogyakarta: Kepel Press, 2008viii, 172 hlm. ; 19 cm.Bibliografi: hlm. 169-170Ajaran kepemimpina dalam serat Rama terdidi dari dua bagian, yaitu: ajaran sastra cetha dan ajaran astha brata. Sastra cetha adalah ajaran yang diberikan oleh Rama kepada adiknya Bharata, ajaran tersebut berbicara tentang tata cara memimpin tampuk pemerintahan. sedangkan astha brata merupakan ajaran yang diberikan Rama kepada Wibisana pada saat dia akan diangkat menjadi raja, menggantikan kakaknya, Prabu Rahwana. Ajaran ini menjadi bekal Wibisana memegang tampuk pemerintahan di Alengka agar mampu memperbaiki kerusakan yang telah terjadi selama pemerintahan Rahwana.Koleksi Center of Excellence...
Selengkapnya
08 April 2015

Tata upacara adat Jawa

COE 392.59826 Tja TTata upacara adat Jawa / Tjaroko HP Teguh Pranoto ... [et al.]; editor Basri Priyo Hadoko.--Cet.1..--Yogyakarta: Kuntul Press, 2009164 hlm. ; 21 cmBibliografi: hlm. 163Dimensi purwa madya wasana selalu menjadi karakter khas pola pikir dalam budaya Jawa. Karakter khas ini bersumber dari kesadaran religi yang tumbuh dari batin leluhur orang Jawa. Hal ini dilakukan dalam bentuk adat atau upacara tertentu, misalnya upacara selamatan sejak embrio bayi mulai terwujud dalam kandungan, lahir, masa meniti kehidupan di dunia, perkawinan, sampai roh meningalkan jasad.Koleksi Center of Excellence tersebut dapat diakses di BPAD DIY Unit Malioboro, Jl. Malioboro No. 175 Yogyakarta. 
Selengkapnya
08 April 2015

Adat istiadat Sunda

COE 395.98242 Has AAdat istiadat Sunda / Haji Hasan Mustapa, penerjemah M. Maryati Sastrawijaya.--Ed.3, cet.1..--Bandung: Alumni, 2010xiv,288 hlm. : ilus. ; 21 cmBibliografi : hlm. 275Adat istiadat orang Sunda mulai dari manusia dilahirkan sampai mati yang dibahas dalam buku ini, diantaranya adat orang ngidam, menjaga oarang hamil, melahirkan, khitanan, menikah, kematian, dan membagi warisan. Selain itu juga diuraikan mengenai pertanian di Priangan, sesuatu yang ditakuti manusia, waktu-waktu yang dimuliakan, tata kesopanan, kebijaksanaan, tabu, jimat, dan sebagainya.Koleksi Center of Excellence tersebut dapat diakses di BPAD DIY Unit Malioboro, Jl. Malioboro No. 175 Yogyakarta.
Selengkapnya
08 April 2015

Sawan manten dan berbagai hal yang sebaiknya diketahui calon pengantin Jawa

COE 398.2 Sup SSawan manten dan berbagai hal yang sebaiknya diketahui calon pengantin Jawa / Suparyakir; editor dEn Bagus Brewok.--Cet.1..--Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2006x, 154 hlm. ; 20 cm.Fenomena sawan maten adalah salah satu betuk kerja iblis untuk menyesatkan anak keturunan Adam dalam kaitannya dengan hidup berumah tangga. Sawan suatu istilah yang sering digunakan masyarakat Jawa untuk menggambarkan naas atau kesialan yang menempel pada diri seseorang. Sawan manten merupakaan naas atau kesialan yag menimpa calon pengatin atau keluarganya menjelang atau pada saat dilaksanakannya prosesi pernikahan.Koleksi Center of Excellence tersebut dapat diakses di BPAD DIY Unit Malioboro, Jl. Malioboro No. 175 Yogyakarta.
Selengkapnya