Di Nganjuk, kesenian wayang ini masih hidup dan berkembang di tengah-tengah komunitas penduduk pedesaan yang sebaian besar petani. Wayang Timplong tidak melibatkan pesinden (waranggana), panjak-nya (penabuh gamelan) pun cuma lima orang. Begitu pula halnya dengan penabuh gamelannya tidak sebanyak dan selengkap wayang kulit gaya Yogyakarta maupun Surakarta. Artikel Selengkapnya...