29 Desember, 2016

Dalam wacana budaya tradisi Jawa-Timur wayang beber terbilang miskin refensi. Berbeda dengan wayang kulit dan wayang krucil, wayang beber nyaris tak memiliki sejarah yang pasti. Hal ini diakui Arif Mustofa, pemerhati budaya tradisi dari Universitas Negeri Surabaya. Mahasiswa pasca sarjana yang saat ini sedang mengerjakan tesis Cerita Rakyat di Pesisir Selatan Kabupaten Pacitan ini mengatakan, dalam kitab Babad Tanah Jawa disebutkan, ketika Jaka Tingkir dilahirkan (1500-1549), digelar pertunjukan Wayang Beber sebagai ungkapan rasa syukur. Artikel Selengkapnya...