04 Mei, 2017

ISBN: 978-602-71627-1-8Nomor Panggil: CB-D13/2015-270[37]Pengarang: Dukut imam widodo [dkk]Penerbit Impresium: Gresik: Smelting, 2015.Diskripsi Fisik: 300 hlm.: ilus; 26 cm.[Lokal Konten-Surabaya (37)]
Jangan kaget Sampeyan, jika sedang berada di Surabaya, tiba-tiba mendapati fenomena logat bahasa Suroboyoan rasa Kediri, Malang, Madura, Riau, Jakarta, Medan, bahkan hingga yang rasa mancanegara seperti Arab, Tionghwa dan lain sebagainya. (Yang tidak disebut ojok ngamuk, yo, Rek). Fakta itu menunjukan bahwa daerah-daerah luar Surabaya juga berkontribusi terhadap peradaban di kota yang jalanannya semakin macet dan panas ini.
Sementara itu, jika kita bicara soal bangunan di tiap-tiap daerah, kita akan menjumpai realitas yang teramat kasat mata. Pemandangan bangunan yang kontras. Ya, hal tersebut akan sangat kentara di setiap daerah. Walau masih daiam satu kota, bangunan-bangunan simbol sarat gengsi tentu akan mudah didapati di kawasan Mayjend Sungkono, Embong Malang, Dipenegoro, Raya Darmo, Kembang Jepun, Rajawali, dan sekitarnya. Sementara di daerah-daerah seperti Tenggilis, Benowo, Jambangan, Lontar, bangunan- bangunan bersahaja masih banyak ditemukan. Ya, meski bukan jaminan kelak bangunan-bangunan sederhana itu akan bertahan. Yang perlu ditekankan di sini adalah Surabaya bukan hanya kota yang sesak dengan bangunan beton angkuh, tinggi, kokoh, sarat gengsi, dan ambisi yang tiap harinya selalu tumbuh dan menggusur di antara tangis pohon dan burung yang dulu periang. Surabaya adalah Surabaya. Kota yang barangkali kini fisiknya sulit untuk mencerminkan hakikat Surabaya, tetapi ruh dan moral sebagian manusianya masih menjaga dan enggan mencederai hakikat Surabaya.
Artikel Selengkapnya...