29 Maret, 2017

Call Number : CoE 725.9

No. Inventaris : 1890-PD/B.13

Pengarang : Abidin Kusno

Judul : Penjaga Memori : Gardu Di Perkotaan Jawa

Penerbit : Yogyakarta : Ombak, 2007.


Setiap orang yang berkeliling kota dan melihat suatu bangunan yang ditempatkan sebagai tempat peristirahatan sejenak, mungkin gardu adalah bangunan itu. Gardu bertaut erat dengan sejarah perkotaan Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, dengan berbagai zaman dan dengan berbagai golongan masyarakat dan rezim kekua-saan. Kehadiran Gardu bersamaan dengan bangunan induk dan lingkungannya, dengan pagar dan gapura, dengan kentongan dan penjaga, dengan kumpulan laki-laki disekelilingnya. Keberadaan Gardu juga dengan mudah menghilang bersama mereka dan mungkin muncul lagi dikemudian hari dengan pola yang sama meskipun dengan suasana yang berbeda. Mungkin karna kebera-daanya (Gardu) tidak pernah hilang sama sekali maka kita tidak pernah mengingatnya. Kita tidak menyadari bahwa bangunan gardu (awalnya berbentuk pendhopo) adalah dampak dari ide Gubernur Jenderal Herman Willem Deandels dari Perancis memerintah hindia Belanda (1805-1811) yang membangun jalan pos besar (Groote Postweg) dari anyer sampai Banyuwangi. Panjang-nya jalan inilah kemudian menjadikan ditempat-tempat tertentu dibuatkan gardu sebagai tempat mengganti kuda dan tempat isti-rahat bagi para pengguna jalan.

Kata Kunci : Gardu, Deandels, Jawa