29 Maret, 2017

Call Number : COE 899.222 Agu P

No. Inventaris : 2007-PD/B.13

Judul : Pararaton: alih aksara dan terjemahan

Pengarang : Agung Kriswanto.

Penerbit : Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2009


Karya sastra yang bersumber pada sejarah kerajaan Singhasari dan Majapahit adalah Pararaton. Dalam khasanah karya sastra Jawa karya semacam ini sejenis dengan babad. Data di dalam Pararaton sangat mungkin dianggap menyimpang dari sumber data primer. Hal ini disebabkan waktu penulisan teks dilakukan jauh setelah peristiwa yang sebenarnya terjadi. Di samping itu, penulisnya pun mempunyai tujuan yang berbeda dengan penulisan, misalnya pada prasasti. Penaklukan Daha oleh Ken Arok pada tahun 1144 Saka atau tahun 1222 Masehi merupakan peristiwa pertama yang terekam di dalam teks Pararaton. Naskah Pararaton tertua yang dapat ditemukan sampai saat ini bertahun 1522 Saka atau tahun 1600 Masehi. Dilihat dari penanggalan pertama yang termuat sampai waktu penyalinan teks Pararaton, terdapat jarak waktu lebih urang 400 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, banyak sumber data sejarah yang rusak atau hilang, baik sumber tertulis maupun yang tidak tertulis. Selain itu, penulis teks juga tidak selalu obyektif dalam memandang suatu peristiwa yang ditulisnya. Hal ini disebabkan, antara lain (1) fakta-fakta yang tidak lengkap, (2) menulis tidak berdasarkan fakta, (3) penulis adalh manusiaa yang mempunyai kecenderungan bersifat subyektif. Isi Pararaton memiliki sifat-sifat antara lain, religio-magis (kepercayaan), mitologis (berhubungan dengan dewa-dewa), hagiografis (kemukjizatan yang menyimpang dan hokum alam), sugestif (ramalan), pragmentaris (tidak lengkap), anonim (tanpa nama pengarang). (rh)

Kata kunci : Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit,Sejarah