27 Maret, 2017

Call Number

:

NUS 390.0959821 Men

No. Inventaris

:

40424-PD/A.10

Pengarang

:

-

Judul

:

Mengenal Masyarakat Adat Banten Kidul: Mokaha Urang Cisungsang

Penerbit

:

Banten: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Banten, 2008


Masyarakat Cisungsang mengenal tradisi dalam hal menentukan lahan untuk tempat tinggal, yaitu dengan menentukan titik koor-dinat kemudian diberi tanda benang merah untuk arah utara, putih arah selatan, hitam arah barat, dan abu-abu arah timur. Kemudian diletakkan beberapa biji padi di titik tengah, dan air di dalam bambu. Selanjutnya didiamkan selama 15 hari dan setelah itu dapat dilihat indikator pertama kondisi benang sebagai berikut: (a) apabila benang merah putus pertanda akan timbul mara bahaya yang akan menyerang manusia dan hewan peliharaan; (b) apabila benang hitam putus, pertanda kampung akan mengalami kebakaran; (c) apabila benang abu-abu putus, pertanda penghuni kampung akan binasa oleh kerud (hewan buas); (d) apabila benang putih putus, pertanda kampung akan dilanda murah bugang (kampung akan dilana bahayaterus-menerus, karena segala sesuatu sudah mati). Indikator kedua kondisi bibit padi apabila bibit padi bergeser ke selatan, kearah itulah perluasan kampung dibangun. Demikian pula apabila bergeser kearah lain kearah itulah perluasan kampung direkomendasikan. Indikator ketiga pada kondisi air, apabila air dalam belahan bambu surut selama masa penantian, maka daerah itu akan mengalami paceklik, maka daerah tersebut tidak direkomendasikan untuk dijadikan tempat hunian. Tata cara tradisional untuk membuka kampung sampai saat ini masih dilakukan dengan penyesuaian yang tidak prinsip dari sudut pandang adat akan ditinggalkan. Selain itu, para penyungsung adat harus mematuhi pantangan atau larangan serta syarata-syarat selain tersebut diatas yaitu hari baik untuk membangun hunian. Pada umumnya untuk membuka lahan perkampungan tidak dilakukan antara hari ke-14 bulan Syafar dan hari ke-15 bulan Rabiul Awwal penanggalan hijriyah. Selain tata cara membangun hunian masyarakat Cisungsang juga mengenal irigasi untuk mengairi sawah dan lembaga adat untuk mengatur hubungan sosial antar penduduk. (rh)

Kata kunci : Adat istiadat, Kebudayaan Banten, Masyarakat Banten.