27 Maret, 2017

Call Number

:

COE 303.34 SuyK

No. Inventaris

:

2230-PD/B.13

Pengarang

:

Suyami

Judul

:

Konsep Kepemimpinan Jawa dalam Ajaran Satra Cetha dan Astha Brata

Penerbit

:

Yogyakarta: Kepel Press, 2008


Karya sastra Jawa didalamnya banyak dijumpai adanya ajaran kepemimpinan, yang membicarakan hubungan timbal balik yang ideal antara raja, negara, dan rakyat dalam rangka kehidupan bernegara. Hubungan itu sangat diharapkan demi tercapainya cita-cita masyarakat adil dan makmur, aman tentram dan damai. Salah satu karya sastra Jawa yang mengandung ajaran kepemimpinan adalah Serat Rama karya R.Ng. Jasadipoera. Dua ajaran kepemimpinan terkandung didalam Serat Rama, yaitu (1) “sastra cetha” adalah ajaran kepemimpinan yang diberikan oleh Rama kepada adiknya Bharata sebagai bekal dalam memegang tampuk kepemimpinan/pemerintahan di Kerajaan Ayodya. Inti ajaran sastra cetha bahwa seorang raja harus bisa memahami tiga tingkatan nilai perbuatan, yaitu nistha (hina), madya (sedang), dan utama (terbaik). Perbuatan hina harus sungguh-sungguh dihindari, jangan sampai menyrentuh, perbuatan sedang cukup dimengerti, dan perbuatan terbaik harus sungguh-sungguh dilaksanakan ; (2) “astha brata” adalah ajaran kepemimpinan yang diberikan oleh Rama kepada Wibisana dalam memegang tampuk kepemimpinan/pemerintahan di Kerajaan Alengka. Ajaran dalam astha brata bahwa seorang raja dapat mencontoh kebajikan delapan dewa yang harus dipegang teguh tidak boleh ditinggalkan, yaitu (a) Dewa Indra: pengasih, penyayang dan cinta seni atau keindahan, (b) Dewa Surya: baik budi pekertinya, (c) Dewa Bayu: mengintai perbuatan semua orang sehingga dapat mengetahui jalan pikiran setiap orang, (d) Dewa Kuwera: senantiasa memberikan kesenangan, mengajarkan kemuliaaan dan selalu mempelajari kepribadian yang benar (e) Dewa Baruna: senantiasa mengenakan senjata, memberlakukan peraturan dengan tegas dan berpegang teguh pada keutamaan (f) Dewa Yama: memberantas semua perbuatan jahat, (g) Dewa Candra: pemaaf, dan (h) Dewa Brama: panglima perang yang ulung.(rh)

Kata kunci : Kepemimpinan,

Kerajaan, Kesusastraan Jawa