27 Maret, 2017

Call Number : COE 808.5982 Sri K

No. Inventaris : 087-PD/A.12

Judul : Kisah-kisah Terdahsyat Jagad Pakeliran Jawa

Pengarang : Sri Wintala Achmad

Penerbit : Yogyakarta: Araska, 2011


Wayang secara harfiah dimaknai sebagai bayangan manusia beserta lingkungan kehidupannya. Sedangkan jagad pakeliran Jawa dimaknai sebagai dunia pewayangan yang mencitrakan pemahaman masyarakat Jawa terhadap hubungan kosmis antara makrokosmis/jagad ageng (dalang/sang pelaku kehidupan) dengan mikrokosmis/jagad alit yang terdiri dari blencong (matahari atau sumber cahaya kehidupan), kelir (alam dunia), serta wayang (dewa, bidadri, jin, syetan, manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan benda-benda mati). Di dalam Jagad Pakeliran Jawa, kisah wayang baik dalam Babad Ramayana maupun Babad Maha Baratha (Barathayuda) yang bersumber dari India telah mengalami proses akulturasi dan eksplorasi terus-menerus. Oleh karenanya ada beberapa perbedaan di dalam kisah wayang versi India dengan kisah wayang versi Jawa walaupun tetap menggaungkan keabadiannya sampai sekarang. Kisah wayang di Jagad Pakeliran Jawa lebih menarik untuk disimak, para pujangga dan para dalang telah mampu memberikan bumbu-bumbu penyedap sehingga lebih nikmat untuk dikonsumsi oleh berbagai lapisan usia dan masyarakat. Bumbu-bumbu penyedap itu misalnya pada tiga kisah Barathayuda (Samba Sebit, Wisanggeni Racut, dan Kresna Duta) dan dua kisah pasca Barathayuda (Aswatama Maling dan Jumenengan Parikesit). Lima kisah rangkaian Barathayuda yang tidak terdapat di dalam epos Barathayuda versi India. (rh)

Kata kunci : Barathayudha, Cerita

Wayang Jawa, Wayang.