29 Maret, 2017

Call Number : COE 899.222 Kar S

No. Inventaris : 2011-PD/B.13

Pengarang : Karsono H Saputra

Judul : Sekar Macapat

Penerbit : Jakarta : Wedatama Widya Sastra ,2010


Pada akhir tahun limapuluhan, senantiasa terdengar seorang ayah atau seorang ibu nyekar menyayikan macapat untuk meninabobokan anaknya. Bahkan di antara desah angin sering terdengar seruling anak gembala yang melantunkan dhandhanggula atau sinom, di antara derek roda gerobak terdengar saisnya ura-ura menyanyikan macapat dengan irama santai, dan diantara Derek roda gerobak terdengar alunan sekar macapat. Dalam lek-lekan berjaga malam hari pada suatu perhelatanmisalnya,beberapa lelaki secara bergilir membaca kitab sastra. Sudah barang tentu kitab sastra itu berbentuk puisi dengan pola persajakan macapat. Zaman bergulir, lambat laun keadaan seperti ini pun menudar. Malahan saat ini banyak orang Jawa yang sudahtidak lagi mengenal macapat. Sekar macapat kemudian lebih dikenal lewat alat-alat elektronik. Itupun kadang-kadang lewat wahana seni lain seperti ketoprak atau tari. Beruntung ada beberapa kelompok masyarakat yang mencoba dan berupaya memperlambat kepunahan sekar macapat dengan secara berkala mengadakan kegiatan macopat membaca teks macapat. Buku ini berisi tentang seluk beluk sekar macapat, terutama mengenai unsur-unsur pembentukannya. Selain itu juga membahas pola persajakan atau metrum macapat serta menguraikan konsep-konsep persajakan yang meliputi guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Tembang merupakan komponen utama karena macapat menpunyai aturan khas dalam cara pem-bacaan, meyakni dengan ditembangkan (dinyanyikan). Beberapa masalah yang berkaitan dengan tembang adalah titilaras, laras,pathet,pedhotan,sengkok, lagu,wiarama, dan susunan titilaras menjadi pokok bahasan pula dalam buku ini

Kata Kunci : Macapat, Tembang Jawa

Address;

Jalan Janti, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta

Phone:

(0274) 4536233

E-Mail

bpad_diy@yahoo.com