Buku Wangsit Siliwangi ini berisi bagaimana Kata sunda digunakan di Pulau Jawa sebelah barat, sunda berasal dari kata sin, nun dan dal : sunadun. Artinya tempat kembalinya orang kaya. Menurut bangsa Belanda sanadun menjadi sunda, oleh bangsa inggris jadi shindu dan sudan menyebutkan salah satu bangsa yang ada di Afrika. Orang – orang Arab menyebutkan bahwa Nusantara adalah tempat kembalinya orang – orang kaya dengan hasil kekayaan yang melimpah.
Selain sunda ada
tempat –tempat lainnya antara lain Danau Toba (Sumatra) dan Maluku. Toba
berasal dari kata Toyiba. Penerjemah naskah-naskah kuno seorang penilik di
kebudayaan Cirebon menyebutkan sundanologi (lembaga yang menggali kebudayaan
sunda) bahwa sudah lama menghilang tidak seperti javanologi di Yogyakarta, yang
seharusnya didirikan di Ciamis atau Bogor, alasannya di Kawali Ciamis tempat
berdirinya Kerajaan Galuh yang terkenal se nusantara, pada saat itu raja
membela kehormatan dalam perang Bubat, seperti yang digambarkan pada Kidung
Sundayana. Dalam mitologi sunda, Prabu Siliwangi terikat dengan kerajaan
Pajajaran di Pakuan Bogor, Prabu Siliwangi sebagai model pemimpin di Tatar
sunda,para ahli sejarah mengemukakan siapa sebenarnya yang menjadi Prabu
Siliwangi, setelah terjadinya perang
Bubat di Pusat Majapahit semua raja- raja nusantara menyaksikan kepahlawnaan Prabu Maharaja Linggabuana,
raja sunda di pusat kerajaannya di Kawali ciamis.
Sejak Tahun 1960 salah seorang sejarawan sunda yang bernama Ari Ayatohaedi menyebutkan bahwa yang mendapat julukan Prabu siliwangi yaitu Prabu Niskala Wastukancana di Kawali Ciamis, Prabu Niskala Wastukancana mendapat julukan Prabu resi Buana Tunggal Dewata seorang raja yang bijaksana dan mengutamakan kepentingan banyak orang dan sangat menghormati tokoh agama