24 Mei, 2018

Dalam buku ini, menceritakan tentang pertemuan antara Nyai Subang Larang dengan Pamanah Rasa. Pamanah Rasa merasa sedih setelah menikah selama 2 tahun dengan istrinya yang bernama Nyai Putri Ambetkasih belum juga dikaruniai seorang anak. Lalu Pamanah Rasa pergi bersama Paman Lengser ingin mencari sesuatu yang selama ini membuat Pamanah Rasa selalu gelisah. Setelah sekian lama Pamanah Rasa berkelana lalu dia menemukan semua pondok pesantren, lalu dia merasa penasaran dengan apa saja kegiatan yang dilakukan di pesantren itu. Dia juga merasa heran apa itu Islam.

Ketika Nyai Subang Larang melantunkan ayat suci al-qur’an, Pamanah Rasa merasa aneh dan heran. Lalu Nyai Subang Larang menerangkan apa itu ayat suci al-qur’an dan apa itu Islam. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai agama islam, lalu Pamanah Rasa ingin memeluk agama islam namun dilarang oleh Paman Lengser.

Disisi lain, kedua orang tua dari Nyai Subang Larang menyuruh putrinya agar cepat-cepat menikah, tapi nyai Subang Kasih mengajukan persyaratan agar terlebih dahulu diadakan pertandingan Kesaktian, siapa yang menang maka laki-laki itu akan menjadi suami dia dan ternyata yang menang dalam pertandingan itu adalah Pamahan Rasa, Nyai Subang Larang bahagia karena yang menang adalah laki-laki yang selama ini dia idamkan, tetapi dia sedih karena Pamahan Rasa belum bisa memberikan keputusan apakah dia akan menikahi Nyai Subang Larang karena Pamahan Rasa harus meminta ijin pada NyaiPutri Amberkasih.

Address;

Jl. Kawaluyaan Indah II No. 4 Soekarno Hatta , Kota Bandung, Jawa Barat

Phone:

022-7320048
022-7320049 (fax)

E-Mail

dispusipda@jabarprov.go.id