29 Desember, 2016

Reog Panarogo sebagai pertunjukan satire Karena subelumnya penggarapan, tidak terasa betapa tajamnya sebenarnya olok-olok yang ditujukan terhadap suatu keadaan. Untuk dapat menangkap apa yang tersirat dalam satire pertunjukan Reog Panaraga. Dari sumber tradisi seperti Babad Tanah Jawi dan Serat Kandha, raja-raja Demak menyatakan dirinya sebagai keturunan dari Prabu Brawijaya, raja Majapahit. Bahkan di Purwaka Caruban Nagari, disebutkan dengan jelas, bahwa Raden Patah adalah anak Prabu Brawijaya Kertabumi (Brawijaya V). Raja Kertabumi ini merebut kekuasaan Majaphit dad tangan Bra Pandhan Salas Dyah Suraprabawa (Briwijaya IV) yang masih kemenakannya, dengan jalan menyingkirkannya dari keratonnya di Tumapel pada tahun Syaka 1390 (= 1468 Masehi). Pada tahun Syaka 1400 (1278 M) kekuasaan atas tahta kerajaan Majaphit dapatdirebut kembali oleh anak Bra Pandhan Salas, yaitu Dyah Ranawijaya Girindrawardana (Brawijaya VI) dengan mengadakan penyerangan ke Majapahit. Dalam penyerangan Ranawijaya ini Bra Kertabumi gugur di kraton. Peristiwa gugurnya Bra Kertabumi di kraton Majapahit ini tersimpul dalam candra sangkala “sirna-ilang-kertaning-bumi” (= 1400 syaka, atau 1478 Masehi). Artikel Selengkapnya...