Cik kecikan merupakan permainan anak-anak Madura yang sangat digemari oleh masyarakat penggemarnya. Dilihat dari namanya kata cik-kecikan berasal dari kata dasar kecik. Sebuah istilah nama yang diambil dari beberapa buah biji tertentu misalnya biji sawo, biji srikaya atau biji buah tanjung. Kecik inilah yang dijadikan alat dalam permainan. Tetapi ini tidak mutlak. Jenis biji-bijian lain pun dapat digunakan, kerikil pun dapat digunakan karena mudah dicari Permainan cik-kecikan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak petani untuk mengisi waktu senggang di siang hari. Di dalam permainan ini tidak terdapat unsur-unsur religius-magis baik yang bersifat keagamaan mau pun upacara tradisional lainnya, jadi hanya merupakan permainan hiburan yang sama sekali tidak ada sangkut paut dengan kepercayaan. Permainan cik-kecikan tidak pula diiringi dengan musik atau pun nyanyian-nyanyian apa pun. Apabila terdengar suara anak yang bersenandung, itu merupakan variasi dari para pemain untuk mengungkapkan cita rasa kegembiraan.Para pelaku permainan ini, rata-rata berusia antara sembilan sampai dengan dua belas tahun yang terdiri atas laki-laki dan perempuan, dengan jumlah pelakunya sepuluh sampai dengan dua puluh orang. Biasanya pelaku permainan ini sepuluh orang, yang kemudian mereka membentuk dua kelompok yang seimbang. Masing-masing kelompok jumlah anggotanya lima orang. Kelompok yang bermain ini, harus anak-anak yang sejenis, laki-laki saja atau perempuan saja. Hal ini, diakibatkan karena ada konsekuensi kalah menang dengan imbalan gendongan. Artikel Selengkapnya...