Sejarah Rumah Sakit Panti Rapih tidak dapat dilepaskan dari sejarah Yayasan Panti Rapih yang menaunginya. Adapun keberadaan Yayasan Panti Rapih tidak dapat pula dilepaskan dari dinamika umat dan gereja Katolik di Yogyakarta. Dinamika Gereja Katolik di Yogyakarta dimulai pelajaran agama Katolik di rumah R.P Himawidjaya yang merupakan ayah dari Mgr. A. Djajasepoetro, SJ. Kegiatan tersebut didukung dan dikembangkan oleh para misionaris dan murid-murid dari Xaverius College Muntilan. Berdirinya Standaart-School pada tahun 1917 kemudian diikuti dengan berdirinya karya-karya kerasulan lainnya. Terutama karya-karya yang berupa pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Untuk mewujudkan harapan sebuah fasilitas kesehatan bagi masyarakat, atas inisiatif Pater Frans Strater, SJ (dokumen surat Pater Strater tertanggal 9 Februari 1920) dan prakarsa Katholieke Sociale Bond (KSB) Yogyakarta, serta dukungan Tuan Ir. Julius Robert Anton Marie Schmutzer, seorang tokoh awam dan Administratur Onderneming Gondang Lipoero, sebuah kawasan pabrik Gula yang berada di daerah Selatan Kota Bantul. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, pengurus Gereja Yogyakarta menghubungi berbagai kongregasi para suster untuk mengelola rumah sakit. Suster-suster Kongregasi Cinta Kasih Carolus Borromeus (CB) yang berpusat di Maastricht, Belanda menanggapi ajakan tersebut. Hal ini diduga tidak dapat terlepas dari peran Ny. C.T.M. Schmutzer (Istri Ir J.R.A.M. Schmutzer) yang memiliki kedekatan hubungan dengan Kongregasi Suster CB, karena beliau pernah menjadi murid sekolah perawat yang dikelola suster-suster cinta kasih CB di Belanda.
Artikel Perpustakaan Lainnya
Seorang manusia di dalam kehidupannya banyak dipengaruhi oleh lingkungannya, baik kehidupan keluarga, masyarakat sekeliling, dan...
Pada kesempatan ini para pembaca dan pemerhati sejarah kami tampilkan uraian seorang tokoh pergerakan wanita Indonesia dari...
Hingga saat ini, belum ada acuan pasti untuk merujuk asal usul kata atas kampung Nitiprayan dan Jomegatan. Namun, menurut sebuah...
Masyarakat desa dengan segala dinamikanya tak ubahnya seperti masyarakat di wilayah lain. Yang membedakan antara masyarakat desa...