DPAD Yogyakarta

PEMBANGUNAN KRATON YOGYAKARTA

 Artikel Perpustakaan  16 January 2014  Super Administrator  1405  4287

Pembangunan Kraton Yogyakarta diawali dengan adanya Perjanjian Gianti yang ditandatangani pada tanggal  13 Pebruari 1755 di Desa Gianti yang sekarang terletak di wilayah Kabupaten Karanganyar. Perjanjian in membagi  Matatam menjadi dua, ialah  Surakarta untuk Paku Buwono III dan Yogyakarta diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi   Setelah. Perjanjian Gianti  ditandatangani antara kedua belah pihak, maka Pangeran Mangkubuni secara resmi sebagai raja Keraton Yogyakarta dengan gelar Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Hingkang Sinuhun Kanjen Suktan Hamengku Buwono Senopati Ingalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatulah I. Untuk itu sebagai pusat keraton dibukalah Hutan Pabringan,dan pembangunan dimulai tanggal 7 Oktober 1755 M. Hutan Pabringan dipilih karena di tempat ini pernah menjadi kota kecil yang indah di mana ada istana pesanggrahan yang disebut Garjitawati. Pada waktu pemerintahan Paku Buwono II pesanggrahan ini diberi nama Ngayogyaka dan dipergunakan sebagai tempat pemerhentian jenazah para raja yang akan dimakamkan di Imogiri. Untuk mengabadikan tempat itu  , ibukota daerah Sultan Hamengku Buwono I diberi nama Ngayogyakarta, Ngayogyakarta terdiri dari dua  kata, yaitu Yogya dan Karta.Yogya berarti pantas,  terhormat,indah, bermartabat dan mulia. Karta berarti perbuatan, karya, amal. Dengan demikian Yogyakarta berarti tempat indah yang selalu bermartabat dan terhormat

            Soal pemberian nama dan  pemilihan tempat untuk ibukota kerajaan zaman dahulu telah disiapkan secara matang baik lahir maupun batin. Zaman dahulu untuk membangun keraton  bagi raja selalu diawali dengan penyelidikan saksama mengenai letak daerahnya, hawa udaranya , kesuburan daerah, keindahannya, keamanannya baik terhadap bencana alam maupun serangan musuh. Sri SultanHamengku Buwono I terkenal sebagai orang yang pandai dan ahli dalam hal membangun tentu juga telah mengadakan pengamatan lahir batin sebelum memerintahkan membangun Keraton Yogyakarta. Untuk penyelemggaraan pembangunan dan perhelatan pagelaran, alun-alun dan pasar itu mengandung makna simbolis. Demikian juga keberadaan GunungMerapi, keraton dan laut kidul itu mempunyai makna historis.

Artikel Perpustakaan Lainnya

SEKILAS BANGUNAN PESANGGRAHAN TAMAN SARI YOGYAKARTA SEKILAS BANGUNAN PESANGGRAHAN TAMAN SARI YOGYAKARTA
 7 January 2014  2999

Pesanggrahan Taman Sari dengan bangunannya yang besar dan megah mulai dikenal sejak jaman Sri Sultan Hamengku Buwono I. Adapun...

COMMUNICATION SKILL FOR LIBRARIAN COMMUNICATION SKILL FOR LIBRARIAN
 27 August 2017  8442

PAPERS TITLE: COMMUNICATION SKILL FOR LIBRARIAN WRITER: HENDRIKUS FRANZ JOSEF, M.Si ...

Upacara Tradisional Dulkaidahan Upacara Tradisional Dulkaidahan
 13 January 2014  2236

Bangsa Indonesia mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam yang diwariskan oleh leluhur kita yang tersebar di berbagai wilayah....

PENGEMBANGAN KOLEKSI  DAN EKSPANSI SUBJEK GIZI PENGEMBANGAN KOLEKSI DAN EKSPANSI SUBJEK GIZI
 13 January 2016  2298

PENGEMBANGAN KOLEKSI DAN EKSPANSI SUBJEK GIZIA. PENDAHULUAN Ilmu kesehatan dan medis adalahsalah satu kluster ilmu...